Senin, 21 Februari 2011

Pernah patah hati?
Pernah sakit hati?
Pernah kecewa luar biasa?

Tau cara menyembuhkan hati yang luka?

Obat nya, dan sangat mujarab.
Cara menyembuhkan hati yang luka adalah
dengan meMAAFkan hal yang telah melukai hati kita,
agar dapat melangkah kedepan lebih ringan.

Diri kita berhak untuk bahagia,
OBAT SAKIT HATI

jangan sampai terbelenggu oleh rasa sakit hati,
kekecewaan yang tidak berkesudahan,
masih banyak hal indah yang dapat kita temukan diluar sana,
untuk apa merenungi dan menyesali hal yang tidak ada gunanya.

Berani mati tidaklah luar biasa..
namun, berani tetap hidup pada saat tidak ada lagi yang kita miliki..
itu baru luar biasa!.

Hidup itu indah,
dan masih akan banyak hal luar biasa
yang belum kita temukan dalam hidup kita...!

SEMANGAT !

Kamis, 10 Februari 2011

MENGAPRESIASI GURINDAM

Gurindam adalah sebuah hasil karya sastra Melayu Lama yang tidak lagi berkembang. Tokoh pencipta gurindam yaitu Raja Ali Haji. Beliau dilahirkan di pulau Penyengat, Riau tahun 1809 dan meninggal dalam usia 61 tahun. Leluhur beliau adalah ahli waris kerajaan Melayu-Riau. selain gurindam, ia menulis juga dalam berbagai bidang, yaitu sastra, lingustik, sejarah, hukum tata negara, dan ilmu politik. Gurindam Dua Belas yang ditulis pada tahun 1846 merupakan karyanya yang paling terkenal.
Berikut ini kutipan gurindam Raja Ali Haji

Gurindam Dua Belas
karya Raja Ali Haji

barangsiapa mengenal Allah
suruh dan tegahnya tiada menyalah

barangsiapa mengenal diri
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari

barangsiapa meninggalkan zakat
tiada hartanya boleh berkat

apabila terpelihara lidah
niscaya dapat daripada berkat

hati itu kerajaan di dalam tubuh
jikalau zalim segala anggota pun rubuh

mengumpat dan memuji hendaklah pikir
di situlah banyak orang tergelincir

(Horison Sastra Indonesia Kitab Puisi)

Sebagai puisi lama, gurindam memiliki ciri jika dibandingkan dengan puisi sejenisnya. Gurindam dapat dibedakan dalam beberapa hal,
  • bentuk (tipografi), yakni jumlah larik dalam bait;
  • pertautan hubungan larik pertama adalah sebab dan larik kedua adalah akibat;
  • persamaan bunyi pada akhir tiap larik (rima).