Rabu, 08 Desember 2010

Analisis Bahasa Musi


Pendahuluan
            Bahasa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manusia. Dikatakan bahwa bahasa itu adalah  milik manusia yang telah menyatu dengan pemiliknya.bahasa selalu muncul dalam segala aspek dan kegiatan manusia. Dalam berkomunikasi bahasa merupakan faktor yang sangat penting dalam memudahkan lawan bicara  menangkap apa yang dimaksud oleh pembicara , sehingga tidak menimbulkan salas satu pengertian, bahasa dan komunikasi mempunyai ciri-ciri yang khas.
            Di indonesia selain bahasa nasional ada juga bahasa daerah yang dipakai sebagai bahasa perhubungan antar daerah diwilaya Republik indonesia. Bahasa daerah ini dibagi menjadi tiga macam yaitu,bahasa daerah besar,bahasa daerah kecil, bahasa daerah melayu . terbatas, sedangkan bahasa daerah melayu ialah variasi geografis bahasa melayu.
            Bahasa daerah ini juga mempunyai fungsi dan kedudukan sebagai kekayaan budaya yang dapatdimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan dan pembakuan bahasanasional tetapiuntuk kepentingan dan pengembangan bahasa daerah itu sendiri, oleh karena itu bahasa daerah perlu dipelihara dan dilestarikan . pemerintah dan masyarakat hendaknya bersama-sama mengupayakan pembinaan bahasa dan sastra daerah di wilayah tersebut. Bahasa daerah harus terus kita bina dan dikembangkan agar tidak punah atau hilang dalam penuturnya.
          Sebagai warga indonesia yang baik kita tidak harus mempunyai sikap positif terhadap bahasa daerah kita ,agar kita tetap memelihara, menghormati,dan menggunakan bahasa daerah dalam situasi dan konteks pemakaianyang tepat. Dewasa ini menunjukkan perubahan dan perkembangan struktur sosial atau masyarakat terutama di daerah perkotaan,cendrung memberikan dampak yang kurang mendukung bagi pengembangan dan pembinaanbahasa daerah.untuk itu kita harus melakukan upaya agar pembinaan bahasa daerah dilakukan atas dasar saling menunjang dengan pembinaan bahasa daerah.
            Bahasa-bahasa daerah di sumatera selatan terdiri dari 13 bahasa daerah yaitu;                                  1.bahasa Palembang
2.bahasa musi
3.bahasa kubu(bahasa anak kubu)
4.bahasa musi rawas
5.bahasa ogan(sepanjang sungai ogan)
6.bahasa komering(sepanjang sungai komering)
7.bahasa pasemah
8.bahasa enim
9.bahasa semendo
10.bahasa melayu bangka
11.bahasa melayu belitung
12.bahasa kekak
13.bahasa orang lom
Aspek penelitian bahasa daerah yang ada di sumatera selatan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah bahasa musi dari aspek fonologi.
Bahasa musi adalah bahasa yang terdapat di kabupaten muba (Musi Banyuasin) dan Kabupaten Banyuasin. Nama bahasa musi diambil dari nama sungai yang mengalir melalui daerah Musi Banyuasin yaitu sungai Musi. Bahasa musi oleh penuturnya disebut dengan “Base Sekayu”. Sekayu adalah nama kota yang menjadi Ibu kota kabupaten Musi Banyuasin. Yang dikemudian hari terbagi menjadi dua kabupaten yaitu Muba dan Banyuasin. Penduduk kabupaten ini , khususnya Muba sekarang juga dikenal dengan sebutan orang Sekayu.
            Wilayah pemakaian bahasa Musi cukup luas. Menurut Abdul Gani (1981), penutur  asli bahasa Musi sebanyak 361.798 orang yang bertempat tinggal di daerah Kabupaten Muba dan Banyuasin. Selain itu terdapat juga 36.179 orang penutur yang bertempat tinggal di luar daerah kabupaten Muba dan banyuasin. Misalnya penduduk yang tinggal di kawasan KM 5 Palembang sampai wilayah kecamatan Sukarami KM 12 kebanyakan masih menggunakan bahasa sekayu dalam pergaulan mereka sehari-hari.
            Bahasa Musi tidak memiliki dialek regional melainkan hanya berupa variasi geografis saja. Bahasa Musi memiliki beberapa fonem konsonan, distribusi fonem , fonem vokal dan huruf diftong sebagai berikut :
1.Fonem Konsonan bahasa Musi
Fonem
Awal
Tengah
Akhir
/p/-/b/



/t/-/d/  



          
/k/-/g/               
  





/r/-/l/







/m/-/n/



/ň/-/ŋ/


/w/-/y/

/pias/’pias’
/bias/’beras’
/pase/’paham’
/base/’bahasa’
/tulaŋ/’tulang’
/dulaŋ/’nampan’



/gera?/’gerak’
/kera?/’kerak’
/kul é/ ‘pacar’
/gul é/’gula’

/kelar/’selesai’
/kelam/’gelap’
/kodok/’katak’
/godok/’rebus’
/ruat/’susah’
/luat/’benci’
/rambat/’menyebar’
/lambat/’pelan’
/remang/’kabur’
/lemang/’makanan’
/malaŋ/’sial’
/nalaŋ/’menutupi’
/nantaŋ/’melawan’
/mantaŋ/’menyadap’
/ňola/’betul’
/ŋola/’main’
/sabu?/’kabur’
/sapu?/’hantam’
/ap é/’apa’
/ab é/’rasa’

/kitau/’kerangka rumah’
/kidau/’kiri’
/m é tu/’keluar’
/m é du/’lebah madu’
/tekuk/’tekuk’
/teguk/’rapat’





/kēring/’kering’
/kēling/’hitam sekali’
/sēlat/ ‘batasan’
/sērat/’tidak lancar’
/kēlat/’rasa agak pahit’
/kērat/’potong’












2. Distribusi Fonem

2.1.Distribusi fonem konsonan dalam bahasa Musi sebagai berikut :

Fonem
Awal
Tengah
Akhir
/p/



/b/



/t/



/d/




/k/




/g/



/q/



/r/




/gh/



/c/



/j/



/m/




/n/




/ng/




  /ny/





/l/





/h/



/s/




/w/



/y/
/Pasē/’fasih’
/para?/’dekat’
/pay0/’mari’

/basē/bahasa’
/bacē /’baca’


/teran/’gagang’
/tumban/’jatuh’


/dēnang/’renang’
/d ē pat/’tempat’
/dēpēnan/’depan’


/kitar/’putar’
/kēdal/’kasat/kasar’
/kisal/’injak’


/gudu/’botol’



/baq/’ayah’
/daq/’tidak’


/rēmak/’remas’




/ghang/’langit-langit mulut’


/cacaq/’coba’



/jer0q/’tempoyak’



/makan/’makan’
/mēntang/’menggelar’



/nakan/’keponakan’
/nanggung/’susah’



/nga/’kamu’


  /nyaman/’alat untuk menganyam’/
/nyeg0k/’melihat’

/lamē/’lama’
/lagē/’berkelahi’

/ha0s/’dahaga’


/suě?/’tidak ada’
/sarē/’miskin’



/ap ē /’apa’
/ampe/’hampa’
/upamē/’umpama’

/ab ē /’rasa’



/kitau/’atap’
/kuntau/’beladiri’


/manda/’berdiam’




/tēkak/’bodoh’
/tēkěk/’cekik’











/jerang/’masak’
/garang/’galak’
/arang/’sebelah’


/ughang/’orang’



/pencaq/’beladiri’







/umě/’sawah’




/undē/’bawa’









   




/nalē/’diantara’













/luwat/’benci’



/kůyůng/’kakak’
/lay0/’panggang’

























































/mbacang/’embacang’

























/begaw/’merinding’
/mbaw/’bau’


    




2.2.Distribusi fonem vokal dalam bahasa Musi sebagai berikut :
fonem
awal
tengah
akhir
/i/

/ē/

/a/

/u/

/e/

/ę/

/o/

/0/
/iluk/’bagus’
/ijaw/’hijau’



/aghai/’hari’
/agay/’tingkah’

/uj0/’kata/ucapan’

/sede/’sudah’


/sędę/’sedih’

/sodo/’sodor’


/M0n0/’memukul’


/pēno/’penuh’








/sapē/’siapa’
/ngapē/’mengapa’



/milu/’ikut’








/bēn0/’benar’

3. Diftong dalam bahasa Musi :
Diftong
Awal
Tengah
Akhir
/ay/

/aw/


/nduay/’adik ipar perempuan’
/limaw/’jeruk’













Kesimpulan
            Manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi . di Indonesia terdapat beberapa bahasa daerah. Bahasa tersebut menjadi penghubung bagi masyarakat yang ada di daerah itu selain berfungsi sebagai alat berkomunikasi sehari-hari ,bahasa daerah juga memberikan banyak masukan yang memperkaya bahasa Indonesia
            Di Sumatera Selatan terdapat tidak kurang dari 13 bahasa daerah diantaranya adalah bahasa Musi.bahasa Musi adalah bahasa yang digunakan dikabupaten muba dan banyuasin bahasa ini oleh penuturnya disebut”Base Sekayu” nama Musi adalah nama sungai yang mengalir di daerah ini,yaitu sungai musi
            Bahasa Musi tidak memiliki dialek regional. Tetapi terdapat variasi bahasa dalam bidang kosa kata. Bahasa Musi mempunyai 20 buah fonem konsonan,8 fonem vocal dan 2 diftong.












ANALISIS BAHASA MUSI






OLEH:
NILAWATY (06097302001)

Pendidikan Bahasa dan Seni
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar