Kamis, 10 Februari 2011

MENGAPRESIASI GURINDAM

Gurindam adalah sebuah hasil karya sastra Melayu Lama yang tidak lagi berkembang. Tokoh pencipta gurindam yaitu Raja Ali Haji. Beliau dilahirkan di pulau Penyengat, Riau tahun 1809 dan meninggal dalam usia 61 tahun. Leluhur beliau adalah ahli waris kerajaan Melayu-Riau. selain gurindam, ia menulis juga dalam berbagai bidang, yaitu sastra, lingustik, sejarah, hukum tata negara, dan ilmu politik. Gurindam Dua Belas yang ditulis pada tahun 1846 merupakan karyanya yang paling terkenal.
Berikut ini kutipan gurindam Raja Ali Haji

Gurindam Dua Belas
karya Raja Ali Haji

barangsiapa mengenal Allah
suruh dan tegahnya tiada menyalah

barangsiapa mengenal diri
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari

barangsiapa meninggalkan zakat
tiada hartanya boleh berkat

apabila terpelihara lidah
niscaya dapat daripada berkat

hati itu kerajaan di dalam tubuh
jikalau zalim segala anggota pun rubuh

mengumpat dan memuji hendaklah pikir
di situlah banyak orang tergelincir

(Horison Sastra Indonesia Kitab Puisi)

Sebagai puisi lama, gurindam memiliki ciri jika dibandingkan dengan puisi sejenisnya. Gurindam dapat dibedakan dalam beberapa hal,
  • bentuk (tipografi), yakni jumlah larik dalam bait;
  • pertautan hubungan larik pertama adalah sebab dan larik kedua adalah akibat;
  • persamaan bunyi pada akhir tiap larik (rima).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar