Kamis, 13 Oktober 2011

ARTIKEL


BAHASA JURNALISTIK INDONESIA
Oleh : Goenawan Mohamad
                Perkembangan Bahasa Jurnalistik sejalan dengan perkembangan Bahasa Indonesia. Namun, dari waktu ke waktu perlu terus dirumuskan suatu pemakaian bahasa jurnalistik yang efisien  ( jelas dan hemat) Penghematan ruang dan waktu sesuai dengan salah satu sifat jurnalisme yang menghendaki komunikasi cepat dalam ruang dan waktu yang relatif terbatas.
                Penghematan dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu (1) unsur kata  , (2) unsur  kalimat. Beberapa kata yang berlebihan dapat di ringkas sehingga lebih hemat, tentu saja tanpa mengurangi cita rasa bahasa jurnalistik.  Contohnya : agar supaya  ditulis agar atau supaya.  Sehingga ditulis hingga  . memperbaiki penulisan ejaan yang salah sehingga menjadi lebih efisien. Contohnya : syah menjadi sah , khawatir menjadi kuatir. Pemakaian sinonim yang lebih pendek. Contohnya : kemudian diganti lalu .
                Penghematan dilakukan melalui pemakaian kalimat yang baik. Hilangkan kata yang sebetulnya tidak perlu. Contoh : Adalah merupakan kenyataan….  Cukup ditulis Merupakan kenyataan  Pemakaian kata apakah atau apa ( mungkin pegaruh bahasa daerah ) sebetulnya dapat ditiadakan. Contoh : Apakah Indonesia akan tergantung pada bantuan luar negeri ? dapat ditulis Akan terus tergantungkah Indonesia….
                Selain itu masih ada penghematan yang dapat digunakan melalui pemakaian kalimat yang efektif.  Antara lain pemakaian dimana , hal ini sesungguhnya terkait dengan terjemahan kalimat dari bahasa asing (Belanda , Inggris) Contohnya : rumah di mana saya diam ( terjemahan dari : The house where I  live in ) sebenar  lebih baik jika ditulis rumah yang saya diami
                Seorang jurnalis yang baik harus memahami betul soal yang hendak ditulisnya dan sekaligus memahami pembaca.  Sebuah tulisan yang baik, harus mempertimbangkan juga unsur berikut : teknis komposisi, tanda baca yang tertib, ejaan standar, pembagian tulisan secara sistematik dalam tiap alinea. Perlu ditekankan disiplin berpikir dan menuangkan pikiran  dalam menulis.
                Di sisi kejelasan, perhatian ditujukan melalui dua sisi pula : unsur kata dan unsur  kalimat . kejelasan unsur kata dilakukan dengan (1)berhemat dengan kata-kata asing. beberapa  kata yang dapat dicari padanannya dalam bahasa Indonesia, tidak perlu dipakai.(2)Hindari sejauh mungkin menggunakan akronim. Penggunaan akronim membuat tulisan lebih singkat dan mudah diingat. Tapi akan menjadi berlebihan bila pemakaiannya dilakukan seenaknya dan terlalu sering. Kejelasan unsur kalimat dilakukan dengan menghindari kalimat majemuk yang panjang.

KOMENTAR :
Tulisan di atas menguraikan dengan lengkap dan sistematik bagaimana sebuah artikel jurnalistik yang baik dibuat. Karakter  jurnalisme yang menghendaki komunikasi yang cepat dalam ruang dan waktu terbatas.  Goenawan Mohamad ( popular dengan inisial GM ), jurnalis senior yang identik dengan Catatan Pinggir, sebuah seri tulisan humaniora di majalah Tempo. Dalam kapasitas itu, artikel yang ditulisnya ini sangat  komunikatif dan mudah dimengerti.
Ia memulai tulisan dengan karakter jurnalisme dan situasi saat ini.  Lalu mulai menguraikan bahwa  untuk menghasilkan artikel yang baik harus memenuhi dua hal, hemat dan jelas. Selanjutnya sebagian besar isi artikel ini ialah uraian mengenai hemat ( melalui unsur kata dan kalimat, terbagi 12 langkah )  dan jelas ( melalui unsur dan kalimat, 2 langkah )
 Artikel ini memberikan pedoman bagi kita, khususnya yang berminat untuk menulis di media massa, bagaimana sebuah sebuah tulisan dibuat. Tentu saja, untuk mencapai tahap sebagaimana bung GM ini, kita perlu terus berlatih. Dengan latihan terus menerus, bukan tidak mungkin akan muncul juga seri tulisan sebaik Catatan Pinggir. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar