Sabtu, 18 Desember 2010

Contoh Proporsal PTK

 
PEMANFAATAN PAPAN PENGUBAH RUMUS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PELAJARAN IPA FISIKA PADA SISWA  KELAS IX SMP NEGERI 6 PRABUMULIH
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
oleh :

Rajab Agustini, S.Pd


I.                   PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG MASALAH
Sebagai cabang ilmu pengetahuan yang  membahas tentang gejala dan fenomena alam dan lingkungan, IPA Fisika erat kaitannya dengan mata pelajaran Matematika. Banyak konsep dalam fisika yang dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika dengan penggunaan simbol-simbol matematis yang unik. Penggunaan Matematika dalam pelajaran IPA kerapkali menjadi batu sandungan bagi siswa untuk memahami konsep-konsep Fisika. Sebagai contoh, untuk memahami konsep kelistrikan yang terdiri dari 5 bagian yaitu :
A. Listrik Statis
B. Listrik Dinamis
C. Rangkaian Listrik
D. Sumber Arus Listrik
E. Daya dan Energi Listrik
Siswa setidaknya menemui 6 sampai 10 persamaan matematika.
      Misalnya hukum Ohm yang menjelaskan bahwa beda potensial atau tegangan dari sebuah sumber arus, kuat arus listrik,dan resistansi suatu rangkaian saling  terkait selalu dinyatakan dalam bentuk persamaan
             V = I.R
Dengan      V =  tegangan (volt)
                  I   =  kuat arus (ampere)
                  R  =  hambatan (ohm)
      Persamaan di atas kelihatannya sederhana. Namun dari pengalaman penulis selama mengajar, selalu saja ada siswa yang melalukan kesalahan ketika bertemu dengan soal hitungan yang menggunakan rumus tersebut. Kelemahan yang berhasil penulis tangkap adalah siswa seringkali keliru ketika mengubah bentuk persamaan matematika (rumus) tersebut dari bentuk asalnya ke bentuk lain yang sesuai dengan masalah yang ditanyakan soal. Selama ini, penulis maupun teman-teman sesama guru IPA Fisika yang penulis minta pendapat,  juga mengalami masalah yang sama.
      Ketrampilan untuk mengubah rumus dari bentuk aslinya kebentuk yang sesuai dengan persoalan sudah sering disampaikan kepada siswa. Bahkan sejak siswa mulai belajar di kelas VII. Namun kenyataannya ketrampilan yang ada pada siswa masih belum juga memuaskan. Hal ini mungkin karena sifat penyampaian yang masih verbal. Alat bantu dan media masih kurang digunakan. Padahal berdasakan literatur dan hasil penelitian sebelumnya, alat bantu dan media  efektif meningkatkan daya serap siswa. Dalam hal inidaya serap terhadap latihan ketrampilan mengubah rumus yang berarti juga meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah.   
      Berdasarkan rangkaian fakta sebagaimana terurai  inilah penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian tindakan kelas untuk mencari jalan keluar terbaik atas hal itu.
2.      RUMUSAN MASALAH
      Masalah dalam penelitian tindakan kelas ini ialah apakah pemanfaatan papan pengubah rumus dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam pelajaran IPA Fisika  pada siswa kelas IX SMP Negeri 6 Prabumulih ?”
3.      TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini diadakan sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa kelas IX  SMP Negeri 6 Prabumulih dalam pemecahan masalah dengan menggunakan media pembelajaran berupa papan pengubah rumus.
4.      MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak. Bagi siswa, penggunaan media yang mudah dibuat dan digunakan dalam proses pembelajaran diharapkan akan membuat siswa lebih mudah memahami konsep yang dipelajari. Bagi guru, penggunaan media diharapkan menjadi pemicu bagi terbentuknya kreativitas dan bagi sekolah adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan nilai mutu pendidikan secara umum.


II.                KERANGKA TEORETIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN

1.      KAJIAN TEORITIK
Untuk membahas masalah pemanfaatan papan pengubah rumus untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam pelajaran IPA Fisika  pada siswa kelas IX SMP Negeri 6 Prabumulih digunakan kajian teoritik yang membahas masalah media pembelajaran dan  pemecahan masalah (problem solving).
1.1  Peranan Media dalam Pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh perubahan tingkah laku. Keberhasilan belajar dilihat dari segi proses harus lebih menekankan pada adanya interaksi yang dinamis antara semua komponen yang terlibat dalam proses tersebut. Dalam hal ini, khususnya interaksi antara siswa yang dapat dipandang sebagai pusat dari semua aktivitas itu dengan komponen lainnya. Siswa sebagai subyek belajar, diharapkan secara aktif dan kreatif dapat mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.
Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar sangat mempengaruhi keberhasilan siswa tersebut. De Potter dan Hernacki (2005:113-124) menyebutkan bahwa ada tiga modalitas (kecenderungan) belajar yang berbeda pada tiap siswa yaitu : visual, auditorial dan kinestetik. Proses pembelajaran yang baik harus menyediakan kesempatan yang sama bagi siswa dengan ketiga modalitas tersebut. Penggunaan media dalam pembelajaran sangat membantu terciptanya kesempatan tersebut. Apalagi setiap siswa dilibatkan bukan hanya pada saat penggunaannya saja melainkan dalam proses pembuatan media tersebut juga.   
Kata “media” berasal dari bahasa Latin yang dalam bentuk tunggalnya  “medium” yang berarti “perantara” atau “pengantar”. Lebih lanjut, media merupakan sarana penyalur pesan atau informasi belajar yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut (Rahardjo, 1986:47). Dalam kegiatan belajar-mengajar, sumber pesan adalah guru dan penerima pesan adalah murid.
Penggunaan media pengajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar. Ditegaskan oleh Danim (1995:1) bahwa hasil penelitian telah banyak membuktikan efektivitas penggunaan alat bantu atau media dalam proses belajar-mengajar di kelas, terutama dalam hal peningkatan prestasi siswa. Terbatasnya media yang dipergunakan dalam kelas diduga merupakan salah satu penyebab lemahnya mutu belajar siswa.
Dengan demikian penggunaan media dalam pengajaran di kelas merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Hal ini dapat dipahami mengingat proses belajar yang dialami siswa tertumpu pada berbagai kegiatan menambah ilmu dan wawasan untuk bekal hidup di masa sekarang dan masa akan datang. Salah satu upaya yang harus ditempuh adalah bagaimana menciptakan situasi belajar yang memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar pada diri siswa dengan menggerakkan segala sumber belajar dan cara belajar yang efektif dan efisien (Rusyan dan Daryani, 1993:3-4). Dalam hal ini, media pengajaran merupakan salah satu pendukung yang efektif dalam membantu terjadinya proses belajar.
Pada proses pembelajaran, media pengajaran merupakan wadah dan penyalur pesan dari sumber pesan, dalam hal ini guru, kepada penerima pesan, dalam hal ini siswa. Dalam batasan yang lebih luas, Miarso (dalam Rahardjo, 1986:48) memberikan batasan media pengajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
1.2    Klasifikasi  media pembelajaran
Menurut Ibrahim (1997), media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi; media audio; media proyeksi; televisi, video, komputer. Media dua dimensi non projeksi adalah media yang mempunyai dimensi panjang dan lebar saja, yang penggunaannya tidak memerlukan bantuan perangkat projeksi.            Hernowo (2010)  menjelaskan macam-macam media dua dimensi non projeksi antara lain yaitu: (1) papan tulis, (2) papan putih magnetis, (3) papan putih elektronik, (4) papan flanel, (5) alat lebar gantungan (ALG), (6) alat lebar sampiran (ALS), (7) poster, (8) handouts, dan (9)visualisasi data.
Bahan papan putih magnetis adalah pelat baja yang dapat menangkap gaya medan magnet, kemudian dilapis dengan cat atau lembaran lapisan bahan yang tidak mengisolasi gaya medan magnet dengan warna putih. Alat tulis papan putih / magnet adalah spidol khusus atau boardmarker yang bersifat non-permanen atau soluble, sehingga mudah terhapus. Karena sifatnya yang dapat menangkap gaya medan magnet, maka benda lain yang bersifat magnetis dapat melekat dan dipaparkan pada papan putih/magnet. Alat atau benda magnetis yang dapat dimanfaatkan untuk suatu paparan antara lain yaitu keping magnetis (magnetic button) dan pita magnetis (magnetic tape).
1.3    Papan Pengubah Rumus
Ide mengenai papan pengubah rumus muncul karena 2 hal. Pertama, selama melatih siswa agar terampil mengubah rumus dari bentuk asal  ke bentuk sesuai soal, daya serap siswa masih kurang. Terbukti setelah di berikan soal yang memerlukan perubahan bentuk rumus, siswa masih sering melakukan kekeliruan.
Kedua, pemikiran bahwa siswa harus dapat memanfaatkan suatu media yang cukup sederhana untuk dibuat dan digunakan. Dalam hal ini suatu papan logam (misalnya seng) yang menjadi tempat melekatnya keping bersifat magnetik. Keping tersebut nantinya akan ditulisi huruf  atau lambang yang menandai besaran yang terkait dalam sebuah rumus. Misalnya Untuk rumus yang diperoleh dari hukum Ohm, V = I.R , maka ada 3 keping yang dibutuhkan yaitu keping dengan huruf V,  dengan huruf I dan dengan huruf R.
Sebagai bahan belajar secara mandiri, siswa dapat membuat modifikasi papan tersebut dengan membuatnya dari papan triplek ditempeli kardus yang dilubangi dan keping yang berbetuk pas dengan lubang pada kardusnya.
1.4    Pemecahan Masalah sebagai metode pembelajaran
Metode pemecahan masalah atau problem solving adalah suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah secara rasional, logis, benar dan tepat, tekanannya pada proses pemecahan masalah dengan penentuan alternatif yang berguna saja
Metode Problem Solving bertujuan untuk menjembatani antara dunia konsep yang bersifat teoritik/abstrak dan dunia nyata, sehingga siswa mempunyai pengalaman empiris. Mel Silberman (2002) mengatakan bahwa ”Apa yang saya dengar, lupa”, ” apa yang saya lihat, saya ingat”, dan ” Apa yang saya lakukan, saya paham”. Metode Problem Solving dan Media papan pengubah rumus yang digunakan dalam penelitian ini berorientasi kepada kemampuan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap/nilai), dan psikomotorik (keterampilan).
Kelebihan dan kelemahan pembelajaran problem solving
1. Kelebihan pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut.
2. Mendidik siswa untuk berpikir secara sistematis.
3. Mampu mencari berbagai jalan keluar dari suatu kesulitan yang dihadapi.
4. Belajar menganalisis suatu masalah dari berbagai aspek.
5. Mendidik siswa percaya diri sendiri.
Kelemahan pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut.
1.  Memerlukan waktu yang cukup banyak.
2.  Kalau di dalam kelompok itu kemampuan anggotanya heterogen, maka siswa yang  
     pandai akan mendominasi dalam diskusi sedang siswa yang kurang pandai  
     menjadi pasif sebagai pendengar saja.

2.      HIPOTESIS  TINDAKAN
Hipotesis terhadap tindakan yang akan dilakukan ialah : pemanfaatan papan pengubah rumus dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IX SMP negeri 6 Prabumulih memecahkan masalah dalam pelajaran IPA Fisika yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar mereka

III.             PROSEDUR PENELITIAN

1.      SETTING PENELITIAN
 Penelitian dilaksanakan di SMP negeri 6 Prabumulih dengan obyek penelitian siswa kelas IX.A pada semester gazal tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 19 pria dan 16 wanita. Dari tes awal yang diadakan diperoleh karakteristik kelas IX. A adalah sebaran daya serap siswa cukup merata, dengan
perbandingan awal berdasarkan nilai tes dan kategori rendah , sedang dan tinggi diperoleh perbandingan   (dalam persen) sebagai berikut : 31 : 48 : 21. Hal ini cukup homogen bila dibanding dengan sebaran nilai untuk kelas lainnya.
Penelitian direncanakan berlangsung selama 3 (tiga) bulan yang dibagi menjadi tiga siklus. Tiap siklus meliputi empat tahap yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Evaluasi-Refleksi.
2.       VARIABEL YANG DITELITI
Ada dua variabel yang yang diteliti pada PTK ini yaitu :
1.      Variabel input berupa penggunaan papan pengubah rumus dalam pembelajaran IPA Fisika pada siswa di kelas IX dengan metode pemecahan masalah.
2.      Variabel output yaitu motivasi belajar siswa serta kemampuannya memecahkan masalah yang diamati ketika berlangsungnya pembelajaran serta hasil belajar yang diperoleh dari tes yang diadakan diakhir proses pembelajaran
3.       PERSIAPAN PTK
1.      Membuat jadual penelitian
2.      Membuat rancangan pembelajaran
3.      Membuat lembar observasi kegiatan pembelajaran
4.      Mempersiapkan media
5.      Mempersiapkan siswa yang akan menjadi subyek penelitian
6.      Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa
7.      Membuat alat evaluasi

4.    RENCANA ANGGARAN
Biaya yang diperlukan untuk penelitian ini, antara lain sebagai berikut :
A
Bahan




1. Pembelian ATK
Rp 2.000.000




Jumlah
Rp 2.000.000






B
Insentif / Honor




1.       Penyusunan Proposal
Rp 100.000



3.              Penyusunan Instrumen
Rp 200.000



4.      Pengumpulan Data
Rp 200.000



5.      Pengolahan Data
Rp 200.000



6.      Analisis Data
Rp 200.000



7.      Penulisan Laporan
Rp 200.000




Jumlah
Rp 1.100.000








Tidak ada komentar:

Posting Komentar